1.
Struktur
Elektronik dan Susunan Berkala
Struktur
elektronik untuk ion-ion monoatomik sederhana (ion-ion yang hanya mengandung
satu atom saja) dengan menggunakan notasi s, p, dan d. Cara penulisan struktur
elektronik ion ini mengasumsikan bahwa kamu sudah mengerti tentang bagaimana
cara menuliskan struktur elektronik untuk atom.
Penyusunan
struktur elektronik ion
Ion merupakan atom (atau golongan
atom) yang membawa sebuah muatan listrik karena ion tersebut memeperoleh atau
kehilangan satu atau lebih elektron. Jika sebuah atom memperoleh elektron maka
atom tersebut mendapatkan sebuah muatan negatif. Jika kehilangan elektron, maka
atom tersebut menjadi bermuatan positif.
Struktur
elektronik ion blok-s dan blok-p
Tuliskan struktur elektronik untuk
atom netral, dan kemudian tambahkan elektron (untuk ion negatif) atau kurangi
elektron (untuk ion positif).
Penulisan
struktur elektronik untuk Cl –:
Cl
|
|
1s22s22p63s23px23py23pz1
|
|
tetapi Cl– kehilangan
satu buah elektron
|
Cl–
|
|
1s22s22p63s23px23py23pz2
|
Penulisan
struktur elektronik untuk O2-:
O
|
|
1s22s22px22py12pz1
|
|
tetapi O2- kehilangan
dua buah elektron
|
O2-
|
|
1s22s22px22py22pz2
|
Penulisan
struktur elektronik untuk Na+:
Na
|
|
1s22s22p63s1
|
|
tetapi Na+ kekurangan
satu buah elektron
|
Na+
|
|
1s22s22p6
|
Penulisan
struktur elektronik untuk Ca2+:
Ca
|
|
1s22s22p63s23p64s2
|
|
tetapi Ca2+ kekurangan
dua buah elektron
|
Ca2+
|
|
1s22s22p63s23p6
|
Struktur
elektronik ion blok-d
Bagaimanapun, sekali elektron
menempati orbitalnya, maka terjadi perubahan tingkat energi – dan pada semua
sifat kimia unsur-unsur transisi, orbital 4s berkedudukan sebagai orbital
paling luar, orbital yang memiliki energi paling tinggi. Urutan yingkat orbital
3d dan 4s hanya digunakan untuk pengisian atom pada tempat pertama. Dalam
segala hal, elektron 4s merupakan elektron yang harus diperhatikan terlebih
dahulu.
Kamu harus
mengingat hal ini:
Ketika
unsur-unsur blok-d membentuk ion, elektron-elektron 4s menghilang terlebih
dahulu.
|
Untuk mengingatkan kamu tentang hal
tersebut, penyusunan struktur ion blok-d tidak berbeda dari penyusunan struktur,
katakanlah, ion natrium.
Penulisan
struktur elektronik untuk Cr3+:
Cr
|
|
1s22s22p63s23p63d54s1
|
Cr3+
|
|
1s22s22p63s23p63d3
|
Elektron 4s menghilang terlebih
dahulu diikuti oleh dua elektron 3d.
Penulisan
struktur elektronik untuk Zn2+:
Zn
|
|
1s22s22p63s23p63d104s2
|
Zn2+
|
|
1s22s22p63s23p63d10
|
Kali ini tidak menggunakan elektron
3d satu pun.
Penulisan
struktur elektronik untuk Fe3+:
Fe
|
|
1s22s22p63s23p63d64s2
|
Fe3+
|
|
1s22s22p63s23p63d5
|
Elektron 4s menghilang terlebih
dahulu diikuti oleh satu elektron 3d.
Aturannya sangatlah sederhana. Ambil
elektron 4s terlebih dahulu, dan kemudian ambil elektron 3d sebanyak yang kamu
perlukan untuk menghasilkan muatan positif yang benar.
2.
Radiasi
Elektromagnetik dan Spektrum Atom
Radiasi
elektromagnetik adalah kombinasi
medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan
membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah
satu bentuk radiasi elektromagnetik. Penelitian teoritis tentang radiasi
elektromagnetik disebut elektrodinamik, sub-bidang elektromagnetisme.
Setiap
muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik.
Waktu kawat (atau panghantar seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik,
radiasi elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama dengan arus
listrik. Bergantung pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat
seperti gelombang atau seperti partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh
kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau
dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui sebagai foton, dan
masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi gelombang
ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hν, di mana E adalah energi foton, h ialah
konstanta Planck — 6.626 × 10 −34 J•s — dan ν adalah frekuensi gelombang.
Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hν.
Gelombang elektromagnetik
Yang termasuk gelombang elektromagnetik
Gelombang Panjang gelombang λ
gelombang radio 1 mm-10.000 km
infra merah 0,001-1 mm
cahaya tampak 400-720 nm
ultra violet 10-400nm
sinar X 0,01-10 nm
sinar gamma 0,0001-0,1 nm
Sinar kosmis tidak termasuk gelombang elektromagnetik; panjang gelombang lebih kecil dari 0,0001 nm.
Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hν.
Gelombang elektromagnetik
Yang termasuk gelombang elektromagnetik
Gelombang Panjang gelombang λ
gelombang radio 1 mm-10.000 km
infra merah 0,001-1 mm
cahaya tampak 400-720 nm
ultra violet 10-400nm
sinar X 0,01-10 nm
sinar gamma 0,0001-0,1 nm
Sinar kosmis tidak termasuk gelombang elektromagnetik; panjang gelombang lebih kecil dari 0,0001 nm.
Sinar
dengan panjang gelombang besar, yaitu gelombang radio dan infra merah, mempunyai
frekuensi dan tingkat energi yang lebih rendah. Sinar dengan panjang gelombang
kecil, ultra violet, sinar x atau sinar rontgen, dan sinar gamma, mempunyai
frekuensi dan tingkat energi yang lebih tinggi.
Spektrum elektromagnetik
Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini secara langsung berkaitan (lihat juga tabel dan awalan SI):
o Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi ialah kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz
o Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GHz
o Panjang gelombang dikalikan dengan energy per foton adalah 1.24 μeVm
Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan praktis yang secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam mendeskripsikan energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektronvolt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100 eV), dalam panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (λ ≥ 0,5 mm). Istilah "spektrum optik" juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik, walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 - 700 nm)
Spektrum elektromagnetik
Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini secara langsung berkaitan (lihat juga tabel dan awalan SI):
o Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi ialah kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz
o Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GHz
o Panjang gelombang dikalikan dengan energy per foton adalah 1.24 μeVm
Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan praktis yang secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam mendeskripsikan energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektronvolt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100 eV), dalam panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (λ ≥ 0,5 mm). Istilah "spektrum optik" juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik, walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 - 700 nm)
3.
Struktur
Atom dan Teori Bohr
Istilah
atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun
sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Struktur atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom
beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.
struktur atom terdiri dari:
Partikel dasar atom : partikel-partikel pembentuk atom yang terdiri dari elektron, proton den neutron.
struktur atom terdiri dari:
Partikel dasar atom : partikel-partikel pembentuk atom yang terdiri dari elektron, proton den neutron.
Proton : partikel pembentuk atom yang mempunyai massa sama
dengan satu sma (amu) dan bermuatan +1.
Neutron : partikel pembentuk atom yang bermassa satu sma (amu) dan netral.
Elektron : partikel pembentuk atom yang tidak mempunyai massa dan bermuatan -1.
Nukleus : Inti atom yang bermuatan positif, terdiri dari proton dan neutron.
Neutron : partikel pembentuk atom yang bermassa satu sma (amu) dan netral.
Elektron : partikel pembentuk atom yang tidak mempunyai massa dan bermuatan -1.
Nukleus : Inti atom yang bermuatan positif, terdiri dari proton dan neutron.
Atom-atom
dari unsur yang berbeda akan memiliki nomor atom dan nomor massa yang berbeda
pula. hal ini disebabkan karena nomor atom dilihat dari jumlah proton yang
terdapat pada atom sedangkan nomor massa dilihat dari jumlah proton dan neutron
yang terdapat pada atom tersebut. Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom yang sama, tetapi massa
atomnya berbeda. Nomor atom merupakan identitas dari atom, sehingga setiap atom
yang mempunyai nomor atom yang sama maka unsurnya pun sama. Isobar
adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom yang berbeda tetapi massa atomnya
sama.Isoton adalah atom-atom yang mempunyai jumlah neutron yang sama
dari unsurunsur yang berbeda.
Teori atom Bohr
·
Elektron mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu yang
stasioner yang disebut orbit/kulit. Walaupun elektron bergerak cepat tetapi
elektron tidak memancarkan atau menyerap energi sehingga energi elektron
konstan. Hal ini berarti elektron yang berputar mengelilingi inti atom
mempunyai lintasan tetap sehingga elektron tidak jatuh ke inti.
·
Elektron dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit yang
lain dengan memancarkan atau menyerap energi. Energi yang dipancarkan atau
diserap ketika elektron berpindah-pindah kulit disebut foton.
Model atom Bohr tersebut dapat dianalogkan seperti sebuah
tata surya mini. Pada tata surya, planet-planet beredar mengelilingi matahari.
Pada atom, elektron-elektron beredar mengelilingi atom, hanya bedanya pada
sistem tata surya, setiap lintasan (orbit) hanya ditempati 1 planet, sedangkan
pada atom setiap lintasan (kulit) dapat ditempati lebih dari 1elektron.
Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi
elektron, yaitu susunan elektron pada masing-masing kulit. Data
yang digunakan untuk menuliskan konfigurasi elektron adalah nomor atom suatu
unsur, di mana nomor atom unsur menyatakan jumlah elektron dalam atom unsur
tersebut. Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan sebutan elektron
valensi. Susunan elektron valensi sangat menentukan sifat-sifat kimia suatu
atom dan berperan penting dalam membentuk ikatan dengan atom lain.
Untuk menentukan
konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa patokan yang harus selalu
diingat, yaitu:
·
Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti,
masing-masing lintasan disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit
ke-3 (kulit M), kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
·
Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati
masing-masing kulit adalah:
2 n2
dengan n = nomor kulit
Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.
Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.
·
Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8
elektron.
Kelemahan
teori atom Bohr:
·
Hanya mampu menjelaskan spektrum atom hidrogen tetapi tidak
mampu menjelaskan spectrum atom yang lebih kompleks (dengan jumlah elektron
yang lebih banyak).
·
Orbit/kulit elektron mengelilingi inti atom bukan berbentuk
lingkaran melainkan berbentuk elips.
·
Bohr menganggap elektron hanya sebagai partikel bukan sebagai
partikel dan gelombang, sehingga kedudukan elektron dalam atom merupakan
kebolehjadian.
Kelebihan
model atom Bohr
Atom terdiri dari beberapa kulit/subkulit untuk tempat berpindahnya electron dan atom membentuk suatu orbit dimana inti atom merupakan positif dan disekelilingnya terdapat elektron.
Atom terdiri dari beberapa kulit/subkulit untuk tempat berpindahnya electron dan atom membentuk suatu orbit dimana inti atom merupakan positif dan disekelilingnya terdapat elektron.
4.
Sifat
Gelombang Benda: Mekanisme Gelombang
De
Broglie kemudian juga mencocokkan elektron pada persamaan momentum dan panjang
gelombang foton buatan Einstein. Hasilnya h=pλ. λ (panjang gelombang) ini
ternyata tidak berlaku pada elektron dan gelombang saja, tapi pada seluruh
benda di alam semesta. De Broglie tidak sembarangan dalam menyusun teorinya
ini, dia mendasarkannya pada Teori Relativitas Khusus Einstein. Dengan
teorinya ini, De Broglie berhasil memecahkan semua kebimbangan dalam fisika
modern, kebingungan antara sifat gelombang dan sifat partikel benda. Dengan teori
De Broglie ini, dia berhasil menjelaskan dualisme sifat cahaya. Cahaya memiliki
sifat partikel, tapi cahaya juga memiliki sifat gelombang. Lebih jauh lagi,
elektron juga demikian. Elektron punya sifat partikel, dan mungkin elektron
juga punya sifat gelombang.
Tapi
waktu itu teori De Broglie dianggap lalu begitu saja, karena tidak ada
percobaan yang bisa membuktikannya. Barulah tiga tahun setelahnya, tahun 1927,
teori De Broglie terbukti kebenarannya lewat percobaan. Dua orang fisikawan
Amerika, Clinton Joseph Davisson (1881-1958) dan Lester Herbert Germer
(1896-1971) membuktikan teori itu dengan percobaan lempengan nikel.
5.
Perputaran
Elektron (Spin) dan Prinsip Pembatasan (Pauli)
Perputaran
Elektron Spin (s)
Bilangan
kuantum spin menggambarkan arah rotasi atau putaran elektron dalam
satu orbital yang dinotasikan dengan s. Karena hanya ada 2 arah putaran yang
mungkin yaitu searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam, maka setiap
orbital memuat 2 elektron dengan arah rotasi yang berlawanan. Arah rotasi
pertama ditunjukkan ke atas dengan notasi s = +½ atau rotasi searah dengan arah
putaran jarum jam. Sedangkan arah ke bawah menunjukkan notasi s = -½ atau
berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
Asas larangan
Pauli
Pauli
mengemukakan hipotesisnya yang menyatakan bahwa dalam satu atom tidak mungkin
dua elektron mempunyai keempat bilangan kuantum sama. Misal, 2 elektron akan
menempati subkulit 1s. Tiga bilangan kuantum pertama akan mempunyai nilai yang
sama (n = 1, l = 0, m = 0). Untuk itu bilangan kuantum yang terakhir, yaitu
bilangan kuantum spin(s) harus mempunyai nilai berbeda ( + 1/2 atau -1/2 ).
Dengan
kata lain, setiap orbital maksimal hanya dapat terisi 2 elektron dengan arah
spin berlawanan. Sebagai contoh, pengisian elektron pada orbital 1s digambarkan
sebagai berikut.
Mengapa
pada satu orbital hanya dapat ditempati maksimal oleh dua elektron? Karena jika
ada elektron ketiga, maka elektron tersebut pasti akan mempunyai spin yang sama
dengan salah satu elektron yang terdahulu dan itu akan melanggar asas larangan
Pauli dengan demikian tidak dibenarkan. Jumlah elektron maksimal untuk tiap
subkulit sama dengan dua kali dari jumlah orbitalnya.
- orbital s maksimal 2 elektron
- orbital p maksimal 6 elektron
- orbital d maksimal 10 elektron, dan
- orbital f maksimal 14 elektron.
6.
Konfigurasi
Elektron Usur-Unsur
Konfigurasi
elektron adalah susunan penyebaran
(pengisian) elektron-elektron dalam. Lintasan peredaran elektron ini
disebut juga kulit elektron. Kulit pertama yang terdekat dengan inti atom
disebut kulit K, kemudian kulit kedua disebut kulit L, kulit ketiga disebut
kulit M, dan seterusnya berurut berdasarkan alfabet sebagaimana kulit menjauhi
inti atom. Kulit elektron ini juga dapat dinyatakan dengan bilangan kuantum
utama (n), dimulai dari 1 untuk kulit K, 2 untuk kulit L, dan seterusnya.
Semakin
besar nilai n, semakin jauh kulit elektron dari inti atom dan semakin
besar energi elektron yang beredar di kulit terkait. Elektron-elektron
akan mengisi kulit-kulit elektron pada atom dimulai dari kulit K yang merupakan
level energi terendah. Setiap kulit elektron hanya dapat terisi sejumlah
tertentu elektron. Jumlah maksimum elektron yang dapat terisi pada kulit
elektron ke-n adalah 2n2. Namun, jumlah maksimum elektron pada kulit
terluar dari suatu atom adalah 8.
Untuk
atom unsur golongan transisi, konfigurasi elektron nya tidak dapat ditentukan
dengan metode penentuan berdasarkan kulit elektron untuk atom unsur golongan
utama seperti di atas. Penentuan konfigurasi elektron atom unsur golongan
transisi didasarkan pada orbital atom. Setiap orbital dalam atom akan ditandai
dengan satu set nilai bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l),
dan bilangan kuantum magnetik (m) yang khusus. Lalu, setiap orbital maksimum
terisi 2 elektron, yang masing-masing memiliki bilangan kuantum spin (s)
tersendiri. Keempat bilangan kuantum tersebut digunakan untuk
men-‘deskripsi’-kan energi elektron, sebagaimana seperti ‘alamat’ elektron
dalam sebuah atom untuk menemukan keberadaan elektron dalam atom tersebut.
Cara Menuliskan
Konfigurasi Elektron
Saat
menulis konfigurasi elektron hal yang pertama kali sobat tulis adalah tingkat
energi kemudian subkulit dan terakhir jumlah elektron yang mengisinya (ditulis
subscript). Ada tiga metode utama yang dapat sobat pakai untuk menuliskan
konfigurasi elektron yaitu
1.
Cara Orbital Diagram
2.
Notasi spdf
3.
Notasi Gas Mulia
Diagram Orbital
Diagram
orbital adalah cara visual untuk merekonstruksi konfigurasi dengan menunjukkan
masing-masing orbital secara terpisah berikut putaran elektronnya. Cara ini
dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan subkulit (s, p, d, atau f) kemudian
baru menuliskan elektron sesuai aturan-aturan yang disebutkan di atas.
Contoh
Coba sobat tuliskan konfigurasi elektron dari alumunium?
Coba sobat tuliskan konfigurasi elektron dari alumunium?
Jika
melihat ke tabel periodik unus alumunium berada di periode 3 dengan nomor atom
13. Ia berada di blok p. Jadi konfigurasi elektronnya subkulit terakhirnya
pasti 3p. Alumunium akan mengsisi penuh orbital 1s, 2s, 2p, dan 3s sebanya
12 elektron (2+2+6+2). Jadi sisa 1 elektron akan mengisi sub kulit 3p.
Cara Notasi
SPDF
Cara
berikutnya untuk menuliskan konfigurasi elektron adalah menggunakan notasi
spdf. Notasi spdf ini adalah cara yang paling umum dan paling sering kita
gunakan. Meskipun dengan cara ini kita tidak memakai diagram tapi jumlah
elektron untuk setiap tingka energi dituliskan dalam angka subscript yang
mengikuti tingkat energinya. Misalkan ada notasi spdf 1s2 ini
menunjukkan pada tingat energi 1s terisi penuh (2 elektron) dan merujuk pada
konfigurai atom helium.
Contoh
Tuliskan
konfigurasi unsur Seng (Z = 30)
Zinc
adalah unsur yang berada di blok d maka konfigurai elektronnya jika dituliskan
menggunakan notasi spdf adalaah
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
Notasi Gas
Mulia
Gas
mulia memiliki konfigurasi-konfigurasi elektron yang paling stabil dalam artian
semua subkulit mereka akan terus terisi penuh. Dengan demikian ia bisa
digunakan sebagai alat bantu untuk menuliskan konfigurasi elektron dengan
notasi yang lebih pendek dan praktis dibandingkan dengan notasi spdf. Cara
menuliskannya adalah menuliskan lambang unsur gas mulia di dalam kurung siku
sebagai pengganti konfigurasi gas mulia tersebut diikuti dengan konfigurasi
sisanya.
Contoh
Pada
poin sebelumnya kita sudah mencari konfigurasi elektron dari unsur Zinc sebagai
berikut:
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
ternyata
eh ternyata
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 adalah konfigurasi dari unsur Ar
Jadi
sobat bisa menuliskan konfigurasi elektron dengan lebih pendek menjadi
[Ar]
4s2 3d10
7.
Susunan
Berkala dan Konfigurasi Elektron
Bentuk
dari tabel periodik berkaitan dengan konfigurasi elektron masing-masing atom
yang terdapat disana. Contohnya, semua golongan ke-2 tabel periodik memiliki
konfigurasi elektron [E] ns2 (dimana [E] merupakan konfigurasi
gas mulia) dan memiliki kesamaan sifat kimia. Umumnya, perioditas tabel
periodik dalam blok tabel periodik bergantung pada jumlah elektron yang
diperlukan untuk mengisi subkulit s, p, d, dan f.
Kulit
elektron terluar sering disebut “elektron valensi” dan menentukan sifat kimia.
Harus diingat bahwa kemiripan sifat kimia telah ada lebih dari satu abad
sebelum teori konfigurasi elektron. Belum jelas seberapa jauh aturan Madelung
menjabarkan (bukan hanya menjelaskan) tabel periodik. Meski beberapa sifat
jelas berbeda dengan perbedaan urutan pengisian orbital.
Menentukan
Golongan dan Periode Tabel Periodik Suatu Unsur dengan Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron juga dapat
digunakan untuk menentukan letak suatu unsur pada tabel periodik. Periode suatu
unsur sama dengan nomor kulit terbesarnya. Golongan suatu unsur ditentukan
dengan menggunakan tabel seperti dibawah.
Bila subkulit terakhirnya pada s
atau p maka unsur tersebut termasuk golongan A (utama). Sedangkan bila subkulit
terakhirnya pada d maka unsur tersebut termasuk golongan B (transisi).
Berikut adalah contoh menentukan
golongan dan periode suatu unsur dengan konfigurasi elektron:
24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
Berdasarkan konfigurasi elektron
diatas, maka letak unsur adalah pada golongan VI B periode 4.
8.
Bentuk
Orbital Atom
Orbital
atom adalah sebuah fungsi yang menggambarkan perilaku dari elektron.
Orbital juga sering disebut sebagai volume ruang atau ruang tiga dimensi dimana
95% kemungkinan elektron ditemukan di ruang tiga dimensi tersebut (probabilitas
95%). Ada 4 jenis orbital yaitu orbital s, P, d,
dan f.
Kedudukan
Elektron
hal
pertama yang harus sobat ingat bahwa elektron mengisi orbital mulai dari
tingkat energi yang paling rendah yaitu yang paling dekat dengan inti atom berlanjut
ketingkat energi yang lebih tinggi menjauhi inti atom. Urutan pengisian penuh
orbital sebagai berikut
1s,
2s, 2 p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4 p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5 d, 6 p, 7s, 5f, 6 d, dan 7
p
Untuk
lebih mudah mengingat pola orbital elektron tersebut sobat bisa menggunakan
garis miring berikut untukk menentukan subkulit yang berhubungan satu dengan
lainnya.
Orbital
dan Bilangan Kuantum
- Bilangan kuantum utama (n) mendeskripsikan
ukuran dan tingkat energi orbital. Semakin besar nilai n, maka semakin besar
ukuran orbital dan semakin tinggi tingkat energinya. Nilai n yang
diperbolehkan adalah bilangan bulat positif (1, 2, 3, dan seterusnya).
- Bilangan kuantum azimuth (l)
mendeskripsikan bentuk orbital. Nilai l yang diperbolehkan adalah bilangan
bulat dari 0 hingga n − 1.
- Bilangan kuantum magnetik (ml)
mendeskripsikan orientasi orbital. Nilai ml yang
diperbolehkan adalah bilangan bulat dari −l hingga +l.
- Bilangan kuantum spin (ms)
mendeskripsikan arah spin elektron dalam orbital. Nilai ms yang
diperbolehkan adalah +½ atau −½.
0 komentar:
Posting Komentar