1.
Susunan
Bekala dan Beberapa Sifat Unsur
Susunan
Berkala disebut juga sebagai sistem periodik unsur. Dengan ilmu kimia kita
dapat mempelajari segala sesuatu tentang unsur-unsur dan interaksi antara suatu
unsur dengan unsur yang lainnya, sehingga dapat terjadi suatu perubahan kimia
(reaksi kimia persenyawaan dan lain-lain). Sejarah perkembangan susunan berkala
:
1.
Hukum Triade
Unsur-unsur
yang mempunyai sifat yang sama disusun berdasarkan massa atomnya dalam suatu
triade yaitu setiap kelompok terdiri dari tiga unsur. Unsur yang ditengah
mempunyai massa atom rata-rata dari jumlah massa atom kedua unsur yang
mengapitnya dan sifatnya diantara keduanya
Contoh:
Contoh:
Kelemahannya:
banyak unsur yang mempunyai sifat mirip tetapi jumlahnya lebih dari tiga.
2.
Hukum Oktaf
Pengelompokkan
unsur-unsur berdasarkan massa atom.Unsur-unsur disusun dalam kelompok
berisi tujuh unsur. Sifat-sifat unsur akan berulang pada unsur kedelapan
(oktaf). Dengan demikian, unsur ke-8 akan mempunyai sifat yang sama dengan
unsur ke-1.
Contoh:
Kelemahan:
tidak berlaku untuk unsur-unsur bernomor massa relative besar, misalnya Cr
tidak mirip dengan Al; Mn tidak mirip dengan P; Fe tidak mirip dengan S.
3.
Susunan Berkala Mendeleev dan Meyer
Unsur-unsur
disusun dalam suatu tabel berdasarkan sifat-sifatnya yang merupakan fungsi dari
massa atom relative.
Unsur
dengan sifat-sifat yang sama diletakkan dalam satu kolom dari atas ke bawah
(Meyer berdasarkan sifat fisika sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat kimia dan
fisika).
Terdapat
8 golongan (kolom vertical) dan 7 perioda ( baris horizontal)
Mendeleev
dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan yang akan mengisi tempat yang
kosong dalam tabel
Kelemahan
susunan berkala Mendeleev: beberapa urutan unsur terbalik jika ditinjau dari
bertambahnya massa atom.
4.
Sistem Periodik Modern
Disusun
berdasarkan konfigurasi electron dari atom unsur-unsur. Sistem periodic modern
disusun menjadi suatu baris-baris (dari kiri ke kanan) dan kolom-kolom (dari
atas kebawah). Baris disebut perioda, sedangkan kolom disebut golongan.
2.
Beberapa
Sifat Unsur
Sifat
yang dimiliki oleh suatu unsur sangat banyak. Secara umum, unsur dibagi menjadi
3 yaitu antara lain, logam, nonlogam serta di antara logam dan nonlogam
(metaloid).
LOGAM
Sifat logam berkaitan dengan
kemampuan suatu atom melepas elektron atau menjadi bermuatan positif (kation).
Atom yang mengalami kekurangan elektron maupun penambahan elektron, tidak
akan mempengaruhi jumlah neutron dan proton pada suatu atom.
Sifat-sifat unsur logam yang sangat spesifik yaitu antara lain, mengkilap,
menghantarkan listrik dan panas sehingga bisa disebut sebagai penghantar panas
yang baik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis dan dapat diregangkan
(ducility) menjadi kawat atau kabel panjang. Logam yang banyak dijadikan kawat adalah
baja, tembaga dan kuningan (campuran tembaga dan seng). Kawat tembaga banyak
dimanfaatkan menjadi kabel listrik karena kawat tembaga adalah unsur logam yang
sangat baik dalam menghantarkan listrik. Sifat-sifat logam, dalam sistem
periodik makin ke bawah maka makin bertambah, dan makin ke kanan maka makin
berkurang. Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas
unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kanan pada umunya disebut dengan
tangga diagonal bergaris tebal. Unsur-unsur yang terletak pada batas tersebut
adalah unsur yang memiliki sifat ganda. Beberapa hal yang berkaitan dengan
unsur logam yaitu, sifat logam cenderung dikaitkan dengan keelektropositifan,
yaitu kecenderungan atom untuk melepaskan elektron membentuk kation. Dan sifat
logam bergantung pada besarnya energi ionisasi, makin besar harga energi
ionisasi maka semakin sulit bagi atom untuk melepaskan elektron dan makin
kurang sifat logamnya. Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk
melepas satu elektron terluar.
NONLOGAM
Sifat non logam berkaitan dengan
penerimaan elektron oleh suatu atom atau menjadi bermuatan negatif (membentuk
anion). Yang termasuk unsur nonlogam antara lain yaitu, halogen dan gas mulia
serta 7 unsur lainnya, hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), oksigen (O),
fosfor (F), belerang (S) dan selenium (Se). Sebagian besar unsur nonlogam
terletak pada bagian atas tabel periodik. Kecuali hidrogen yang terletak
disebelah kiri bagian atas pojok bersama logam alkali. Nonlogam bersifat
insulator atau semikonduktor, maksudnya unsur nonlogam adalah penghantar
listrik yang tidak sebaik logam. Nonlogam dapat membentuk ikatan ion, dengan
menarik elektron dari logam. Dan dapat membentuk ikatan kovalen dengan
nonlogam lainnya. Oksida nonlogam bersifat asam. Salah satu nonlogam yang
terkenal adalah karbon, unsur karbon berada di alam dalam dua alotrop, yaitu
grafit dan intan. Alotrop adalah dua bentuk atau lebih molekul/kristal dari
suatu unsur tertentu yang memiliki sifat fisik dan kimia secara berlainan.
Kedua alotrop tersebut memiliki sifat yang berbeda jika dikaitkan dengan sifat
logam. Keduanya tidak mempunyai kilap logam, tidak dapat ditempa, dan tidak
bersifat mulur (ductile). Unsur nonlogam lainnya adalah oksigen dan nitrogen.
Kedua unsur tersebut merupakan komponen utama dalam atmosfer. Unsur-unsur
tersebut berwujud gas, tidak berwarna dan tidak berbau. Selain berwujud gas,
non logam ada yang berwujud cair dan padat, misalnya bromin berbentuk cair dan
iodin berwujud padat. Beberapa hal yang berkaitan dengan unsur nonlogam adalah
keelektronegatifan yaitu yaitu kecenderungan atom untuk menarik elektron, dan
dalam satu periode (dari atas ke bawah) sifat nonlogam berkurang. Serta unsur
yang paling bersifat nonlogam berada pada golongan VII A.
METALOID
Metaloid disebut juga dengan logam tanggung atau semimetal, karena metaloid memiliki sifat logam dan nonlogam. Metaloid berasal dari bahasa yunani yakni metallon dan eidos, metallon berarti logam sementara eidos berarti mirip. Metaloid pada dasarnya berbeda dengan logam, bila logam adalah konduktor (penghantar panas yang baik) sementara metaloid adalah semikonduktor (penghantar panas yang tidak sebaik logam). Metaloid yang paling terkenal yaitu silikon. Selain itu ada juga arsenik (As), sitibium (Sb), boron (B), germaium (Ge), telurium (Te), polonium (Po) dan astatin (At). Sifat-sifat metaloid pada dasarnya yaitu memiliki sifat logam dan nonlogam yang baik, namun ada juga sifat lainnya yakni, lebih rapuh daripada logam, dan kurang rapuh daripada nonlogam. Pada umumnya metaloid bersifat semikonduktor terhadap listrik. Serta beberapa metaloid juga ada yang mengkilap seperti logam. Pada tabel periodik, metaloid membentuk garis diagonal dari boron ke polonium. Unsur-unsur di kanan atas garis ini termasuk nonlogam sedangkan yang berada di kiri bawah adalah logam. Metaloid memiliki manfaat pada bidang industri elektronik, misalnya peranti elektronik seperti kalkulator dan mikro prosesor, memungkinkan dibuat dari bahan-bahan metaloid.
Metaloid disebut juga dengan logam tanggung atau semimetal, karena metaloid memiliki sifat logam dan nonlogam. Metaloid berasal dari bahasa yunani yakni metallon dan eidos, metallon berarti logam sementara eidos berarti mirip. Metaloid pada dasarnya berbeda dengan logam, bila logam adalah konduktor (penghantar panas yang baik) sementara metaloid adalah semikonduktor (penghantar panas yang tidak sebaik logam). Metaloid yang paling terkenal yaitu silikon. Selain itu ada juga arsenik (As), sitibium (Sb), boron (B), germaium (Ge), telurium (Te), polonium (Po) dan astatin (At). Sifat-sifat metaloid pada dasarnya yaitu memiliki sifat logam dan nonlogam yang baik, namun ada juga sifat lainnya yakni, lebih rapuh daripada logam, dan kurang rapuh daripada nonlogam. Pada umumnya metaloid bersifat semikonduktor terhadap listrik. Serta beberapa metaloid juga ada yang mengkilap seperti logam. Pada tabel periodik, metaloid membentuk garis diagonal dari boron ke polonium. Unsur-unsur di kanan atas garis ini termasuk nonlogam sedangkan yang berada di kiri bawah adalah logam. Metaloid memiliki manfaat pada bidang industri elektronik, misalnya peranti elektronik seperti kalkulator dan mikro prosesor, memungkinkan dibuat dari bahan-bahan metaloid.
3.
Perkembangan
tentang Teori Atom
.
Model Atom
Dalton
John Dalton
(1766–1844), seorang
ilmuwan berkebangsaan Inggris dengan didukung dari hasil eksperimen-eksperimennya
mengembangkan konsep atom dari Demokritus yang kemudian mengemukaan teori
tentang atom. Secara garis besar teori atom Daltondapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.
Atom
merupakan bagian terkecil dari suatu zat yang tidak bisa dibagi lagi.
2.
Atom-atom
penyusun zat tertentu memiliki sifat yang sama.
3.
Atom
unsur tertentu tidak bisa berubah menjadi atom unsur lain.
4.
Dua
atom atau lebih dapat bersenyawa (bereaksi) membentuk molekul.
5.
Dalam
reaksi kimia perbandingan antara atom-atom penyusunnya mempunyai perbandingan
yang tertentu dan sederhana.
6.
Dalam
reaksi kimia pada dasarnya terjadi penyusunan kembali atom-atom penyusun zat.
maka Thomson mengajukan model atom
untuk pertama kali (1904), yaitu sebagai berikut :
1. Atom bukan bagian terkecil dari
zat.
2. Atom mempunyai muatan positif
yang tersebar merata ke seluruh atom yang dinetralkan oleh elektron-elektron
yang tersebar di antara muatan positif itu.
3. Massa elektron jauh lebih kecil
dari massa atom.
Apabila digambarkan/divisualisasikan
model atom yang dikemukakan Thomson ini seperti model roti kismis di mana
bagian atom seperti halnya kismis yang menempel pada kue.
Model Atom
Rutherford
Berdasarkan hasil percobaannya ini
kemudian Rutherford menyusun model atomnya yang secara garis besar adalah
sebagai berikut :
1.
Pada
atom muatan positif dan sebagian besar massa atom terpusat pada suatu titik,
yaitu di tengah-tengah atom yang kemudian disebut inti atom.
2.
Sebagian
besar ruangan dalam atom merupakan ruang kosong, yang ditunjukkan oleh
banyaknya partikel alpa yang diteruskan dalam percobaan Rutherford.
3.
Di
luar inti pada jarak relatif jauh, elektron bergerak mengelilingi inti dalam
lintasan-lintasan seperti planet-planet mengitari matahari dalam sistim tata
surya.
Model Atom Bohr
Bohr mengemukakan teori atomnya
untuk menutupi kelemahan atom Rutherford dengan mengemukakan tiga postulatnya
yaitu :
1.
Elektron
berotasi mengelilingi inti tidak pada sembarang lintasan, tetapi pada
lintasan-lintasan tertentu tanpa membebaskan energi. Lintasan ini disebut
lintasan stasioner dan memiliki energi tertentu.
2.
Elektron
dapat berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang lain. Jika elektron
pindah dari lintasan berenergi rendah (lintasan dalam) ke lintasan berenergi
tinggi (lintasan luar) akan menyerap energi dan sebaliknya akan memancarkan
energi. Energi yang dipancarkan atau diserap elektron sebesar hf.
3.
Lintasan-lintasan
yang diperkenankan elektron adalah lintasan-lintasan yang mempunyai momentum
sudut kelipatan bulat dari h/2phi
4.
Reaksi
Logam dan Non Logam
Ikatan
ion adalah ikatan yang terjadi antara unsur-unsur logam dengan unsur-unsur non
logam,terjadi antara ion positif/kation dengan ion negative/anion dan dari
serah terima electron. Senyawa yang terbentuk dari ikatan ion disebut dengan
senyawa ion. Contoh beberapa senyawa ion adalah NaCl, CaF2, MgCl2,
berbagai jenis garam termasuk juga ke dalam senyawa ion.
Ikatan ion terjadi pada unsur-unsur
yang mudah melepaskan electron pada kulit terluar (energi ionsiasi rendah)
sehingga membentuk ion positif dan unsur-unsur yang mudah menerima elektron
(afinitas electron tinggi) sehingga mementuk ion negatif.
5.
Reaksi
diantara unsure Non Logam
Ikatan
kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena adanya pemakaian bersama pasangan
elektron oleh atom-atom antar sesama unsur nonlogam yang berikatan. Ikatan
kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah satu atom yang akan berikatan untuk
melepaskan elektron menjadi ion positif khususnya terjadi pada atom nonlogam
yang cenderung menerima elektron.
Berdasarkan jumlah PEI-nya, ikatan
kovalen dibedakan menjadi tiga yaitu:
a)
Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama satu
pasang elektron (setiap atom memberikan satu elektron valensi untuk digunakan
bersama). Dengan kata lain jumlah PEI=1.
b)
Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama dua
pasang elektron (setiap elektron memberikan dua elektron valensi untuk
digunakan bersama). Dengan kata lain jumlah PEI=2.
c)
Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama tiga
pasang elektron (setiap elektron memberikan tiga elektron valensi untuk
digunakan bersama). Dengan kata lain jumlah PEI=3.
Berdasarkan sumber PEI-nya, ikatan
kovalen dibedakan menjadi dua yaitu:
a)
Ikatan Kovalen
ikatan kovalen (yang sedang kita bahas sekarang) adalah ikatan yang
terbentuk apabila pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari masing-masing
atom yang berikatan dengan kata lain PEI berasal dari dua atom yang
berikatan.
b)
Ikatan Kovalen Koordinasi
ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk apabila pasangan elektron yang
digunakan bersama berasal dari salah satu dari dua atom yang berikatan. Dengan
kata lain PEI berasal dari salah satu atom yang berikatan.
Berdasarkan sifat kepolarannya, ikatan kovalen dibedakan menjadi dua yaitu:
a)
Ikatan Kovalen Polar
ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEI-nya cenderung tertarik ke
salah satu atom yang berikatan sehingga menyebabkan bentuk molekulnya asimetris
(tidak proporsioanal).
b)
Ikatan Kovalen Nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang PEI-nya tertarik sama kuat ke arah
atom-atom yang berikatan sehingga menyebabkan bentuk molekulnya simetris
(proporsional).
6.
Sifat
Senyawa Ionik dan Senyawa Molekular
Sifat-sifat
senyawa ion
- Titik didih dan titik leleh tinggi
- Mudah larut dalam pelarut polar
- Pada suhu kamar berbentuk padatan
- Dalam bentuk larutan/lelehan dapat
menghantarkan listrik
Sifat-sifat
senyawa kovalen
- Titik didih dan titik leleh rendah
- Mudah larut dalam pelarut non-polar
- Pada suhu kamar berbentuk lunak
- Kovalen polar dapat menghantarkan listrik
- Kovalen non-polar tidak dapat
menghantarkan listrik
7.
Reaksi
Oksidasi-Reduksi
Reaksi oksidasi didifenisikan sebagai penggabungan
oksigen dengan unsur/senyawa. Salah satu reaksi oksidasi yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari yaitu apel yang terbuka akan berubah warnanya menjadi
cokelat jika dibiarkan berhubungan langsung dengan udara. Hal ini disebabkan
apel mengalami reaksi oksidasi dengan oksigen dari udara.
Contoh reaksi oksidasi:
C(s) + O2(g) →
CO2(g)
CH4 + 2O2 →
CO2 + 2H2O
Zat yang memberi oksigen pada reaksi
oksidasi disebut oksidator.
Reaksi
Reduksi berdasarkan konsep ini, reaksi
reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang mengandung
oksigen.
Contoh reaksi reduksi:
2CuO(s) → 2Cu(s) +
O2(g)
2Fe2O3 +
3C → 4Fe + 3CO2
Zat yang menarik oksigen pada reaksi
reduksi disebut reduktor.
Reaksi redoks dapat ditinjau berdasarkan 3 landasan teori, yaitu :
1. Reaksi Pengikatan dan pelepasan
unsur oksigen
Reaksi oksidasi
(pengoksigenan) adalah peristiwa penggabungan suatu zat dengan oksigen.
Contoh:
Si +
O2 → SiO2
4 Fe +
3 O2 → 2 Fe2O3
Reaksi oksidasi
logam dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi pembakaran juga termasuk
reaksi oksidasi, misalnya pembakaran minyak bumi, kertas, kayu bakar, dll.
Reaksi reduksi
adalah peristiwa pengeluaran oksigen dari suatu zat.
Contoh:
2 CuO
→ 2 Cu + O2
H2O
→ H2 + O2
2. Reaksi pelepasan dan
pengikatan elektron
Reaksi oksidasi
dan reduksi juga dapat dibedakan dari pelepasan dan penangkapan elektron.
Oksidasi adalah
peristiwa pelepasan elektron
Contoh:
Na
→ Na + +
e
Zn
→ Zn +2 +
2e
Al
→ Al +3 +
3e
Reduksi adalah
peristiwa penangkapan elektron
Contoh:
Na + +
e → Na
Fe +3 +
e → Fe +2
Dari konsep kedua ini dapat
disimpulkan bahwa reaksi oksidasi dan reduksi tidak hanya hanya melibatkan
reaksi suatu zat dengan oksigen.
3. Reaksi penambahan dan pengurangan
bilangan oksidasi
Oksidasi adalah
peristiwa naiknya / bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur, sedangkan
reduksi adalah peristiwa turunnya / berkurangnya bilangan oksidasi.
8.
Cara
Pemberian Nama Senyawa Kimia
Senyawa
biner adalah senyawa yang dibentuk oleh dua macam unsur, dapat terdiri
ataslogam dan non logam atau keduanya non logam. Untuk senyawa yang terdiri
atas logam dan non logam, maka unsur logam dituliskan terlebih dahulu diikuti
dengan non logam.
Untuk unsur-unsur
logam yang mempunyai lebih dari satu macam bilangan oksidasi diberi nama
berdasarkan system Stock, yaitu dengan membubuhkan angka Romawi yang sesuai
dengan bilangan oksidasi unsure logam dalam tanda kurung dibelakang nama logam
dan diikuti nama unsure non logam dengan akhiran ida.
Contoh:
FeCl2
besi(II)klorida
FeCl3
besi(III)klorida
Cu2O
tembaga(I)oksida
CuO tembaga(II)oksida
SnCl2
timah(II)klorida
SnCl4
timah(IV)klorida
0 komentar:
Posting Komentar