1.
Reaksi
Kimia dalam Larutan Air
Salah
satu pelarut yang paling penting bagi reaksi kimia adalah air. Air suatu zat
yang umum tapi merupakan pelarut yang baik untuk bermacam zat kimia baik yang
berbentuk ion atau molekul. Malah, kemampuan air untuk melarutkan bermacam zat
kimia dalam berbagai derajat merupakan kekhawatiran pokok dari masyarakat
modern sekarang, yang se-clang bergumul dengan bertambahnya persoalan
pencemaran air pada daerah padat penduduk. Banyaknya perhatian yang telah
diberikan pada reaksi dalam larutan air, sebagian karena air merupakan pelarut
umum yang mudah didapat dalam laboratorium dan sebagian lagi karena adanya
reaksi pencemaran air yang potensial disekeliling kita dan jugs disebabkan
karena air merupakan media dimana reaksi biokimia terjadi.
2.
Istilah-istilah
pada Larutan
Banyak
istilah yang kita pakai pada pembicaraan mengenai larutan telah diperkenalkan
pada modul Termasuk istilah pelarut (solven) dan zat terlarut
(solut). Solven umumnya adalah zat yang berada pada larutan dalam jumlah
yang besar, sedangkan zat lainnya dianggap sebagai solut. Pada larutan yang
mengandung air maka air tersebut selalu dianggap sebagai solven walaupun
jumlahnya relatif sedikit.
lstilah
lain yang adalah pekat dan encer. Canaan
pekat mengandung relatif lebih banyak solut dibanding solven
sedangkan larutan encer mengandung relatif lebih sedikitsolut
dibanding solvennya. Ditekankan di sini kata relatif, sebab ada larutan disebut
pekat bila dibandingkan dengan larutan lain yang mempunyai perbandingan solut
lebih rendah terhadap solvennya.
Suatu
larutan yang mengandung sejumlah solut yang larut clan mengadakan kesetimbangan
dengan solut padatnya disebut larutan jenuh dan
jumlah solut yang larut dalam larutan jenuh ini dinamakan kelarutan zat. Bila suatu larutan mengandung solut kurang dari yang diperlukan
untuk membuat larutan jenuh, dikatakan larutan tidakjenuh.
3.
Elektrolit
Larutan
elektrolit merupakan larutan yang bisa menghantarkan arus listrik.
Dalam larutan elektrolit molekul-molekulnya terurai (terdisosiasi) menjadi
partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut dengan ion
(ion positif-ion negatif). Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion
negatif yang dihasilkan dinamakan anion. Jumlah dari muatan ion positif dan ion
negatif akan sama sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah
yang kemudian menghantarkan arus listrik.
Perubahan
kimia larutan ini ditandai dengan perubahan warna, munculnya gelembung gas dan adanya endapan, serta jika diuji
dengan alat uji elektrolit larutan ini mampu menyalakan sebuah lampu.
Semakin banyak ion yang terbentuk, maka semakin kuat sifat elektrolit larutan
tersebut. Jenis-jenis larutan elektrolit yaitu :
Larutan
Elektrolit Kuat
Larutan
elektrolit kuat, yakni larutan yang semua molekulnya terurai mejadi
ion-ion (terionisasi sempurna). Oleh karena banyaknya ion-ion penghantar
listrik yang terbentuk, maka daya hantarnya juga kuat. Umumnya larutan
elektrolit kuat adalah larutan garam.
Ciri-Ciri
Larutan Elektrolit Kuat
- Penghantar arus listrik kuat atau baik
- Terionisasi dengan sempurna
- Tetapan atau derajat ionisasi (a) a = 1
- Jika diuji, larutan elektrolit kuat
memiliki nyala lampu yang terang dan muncul gelembung gas yang banyak
Contohnya
- Garam (NaCl, KCl, CuSO4 dan KNO3),
- Asam Kuat (HCl, HI, HBr, H2SO4
dan HNO3), dan
- Basa Kuat (NaOH, Ca(OH)2,
Mg(OH)2 dan KOH)
Reaksi
penguraian elektrolit kuat ditulis dengan tanda anak panah tunggal ke kanan.
Contoh reaksi elektrolit kuat :
- NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl–
(aq)
- H2SO4 (aq) → 2 H+
(aq) + SO4 2- (aq)
- NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH–
(aq)
Larutan
Elektrolit Lemah
Larutan
elektrolit lemah, yakni larutan yang tidak semua molekulnya terionisasi
(ionisasi tidak sempurna), sehingga hanya sedikit ion-ion yang dapat
menghantarkan listrik.
Ciri-Ciri Larutan Elektrolit Lemah
- Penghantar listrik yang kurang baik atau
lemah
- Terionisasi sebagian
- Tetapan atau derajat ionisasi (a) 0< a
<1
- Jika diuji, larutan elektrolit lemah nyala
lampunya lemah dan muncul gelembung gas yang sedikit.
Contoh Larutan Elektrolit Lemah
- Asam Lemah (HCN, H3PO4,
CH3COOH, dan C2O3)
- Basa Lemah (NH4OH, Al(OH3),
- dan Fe(OH)3).
Larutan Non
Elektrolit
Larutan
non-elektrolit merupakan larutan yang tidak bisa menghantarkan arus
listrik. Larutan-larutan non-elektrolit terdiri atas zat-zat yang terlarut
dalam air namun tidak terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan,
zat not-elektrolit tetap seperti molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah
mengapa larutan ini tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Ciri-Ciri Larutan Non Elektrolit
- Tidak dapat terionisasi
- Tidak dapat menghantarkan arus listrik
atau isolator
- Tetapan atau derajat ionisasi (a) a = 0
- Jika diuji, Larutan Non Elektrolit, tidak
menyala dan tidak muncul gelembung gas.
Contoh Larutan Non Elektrolit
- Urea = CO (NH2)2
- Glukosa = C6H12O6
- Sukrosa = C12H22O11
- Etanol = C2H2OH
4.
Reaksi
antar Ion-ion
Banyak
reaksi-reaksi kimia yang dilakukan dalam laboratorium, yang merupakan bagian
dalam pelajaran kimia, melibatkan elektrolit-elektrolit yang dilarutkan dalam
air. Umumnya, reaksi-reaksi ini terjadi antara ion-ion yang ada dalam larutan,
sebab itu dapat disebut reaksi reaksi ion. Persamaan kimia
untuk perubahan yang terjadi adalah :
AgNO,(aq)
+ NaCI(aq) à AgC1(s) + NaNO,(aq)
Reaksi
semacam ini, dimana terjadi pertukaran tempat dari anion dan kation
dinamakan metatesis atau perubahan rangkap, (Cl- menggantikan
NO, - dan NO3 - menggantikan CI-).
Persamaan
di atas dinamakan persamaan molekuler, sebab semua pereaksi dan hasil
reaksi ditulis seolah-olah zat-zat tersebut berbentuk molekul. (Tentunya kamu
telah mengetahui bahwa zat-zat ionik dalam keadaan padat maupun larutan tak
berbentuk sebagai molekul. Dinamakan saja persamaan molekuler karena tak
diperlihatkan adanya ion-ion).
5.
Reaksi
asam-basa
Reaksi
asam basa atau disebut pula dengan reaksi
penetralan adalah reaksi antara asam (zat yang melepaskan ion H+)
dan basa (zat yang melepaskan ion OH–) membentuk air (H2O)
yang bersifat netral. Kata “asam” berasal dari bahasa Latin “acidus” yang berarti
masam. Asam adalah zat (senyawa) yang menyebabkan rasa masam pada
berbagai materi. Basa adalah zat(senyawa) yang dapat beraksi dengan
asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam. Sedangkan basa adalah zat-zat
yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Sifat
basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin.
Reaksi Asam
Basa Antara Asam dengan Basa
Didalam Larutan Netralisasi akan
terjadi peristiwa antara Asam Kuat dengan Basa Kuat yang mampu menghasilkan
persamaan Reaksi Ion dan Persamaan Molekuler dari Reaksi Penetralan (Reaksi
Asam dan Basa) Antara Basa Asam dengan Basa tersebut pada umumnya akan
menghasilkan Air dan Garam.
ASAM + BASA → GARAM + AIR
Reaksi Antara
Oksida Asam dengan Basa
Pengertian Oksida Asam didalam Ilmu
Kimia ialah Oksida Non Logam yang saat dilarutkan ke dlm Air maka akan
membentuk Asam dan melepaskan Ion H+. Reaksi Antara Oksida Asam dengan Basa ini
akan membentuk Garam dan Air.
OKSIDA ASAM + BASA → GARAM +
AIR
Reaksi Antara
Asam dengan Oksida Basa
Pengertian Oksida Basa didalam ilmu
Kimia ialah suatu Oksida Logam yang saat dilarutkan didalam Air maka akan
membentuk Basa dan akan melepaskan Ion H-. Reaksi Antara Asam dengan Oksida
Basa tersebut akan membentuk Suatu Garam dan Air seperti dibawah ini :
ASAM + OKSIDA BASA → GARAM +
AIR
Reaksi Asam
Basa Antara Asam dengan Amonia
Pengertian Amonia didalam ilmu Kimia
ialah Basa Lemah yang saat dilarutkan didalam Air maka terbentuk NH4OH dan
Reaksi Antara Asam dengan Amonia ini akan menghasilkan Garam Amonium dengan
Reaksi seperti dibawah ini :
ASAM + NH3 →
GARAM AMONIUM
Reaksi Antara
Oksida Asam dengan Oksida Basa
Jika Reaksi Antara Oksida Asam
dengan Oksida basa maka akan terbentuk Garam dengan Reaksi seperti dibawah ini
:
OKSIDA ASAM + OKSIDA BASA →
GARAM
6.
Terjadinya
Reaksi Metatesis
Reaksi metatesis adalah reaksi pertukaran ion dari dua
buah elektrolit pembentuk garam, terdapat tiga jenis reaksi penggaraman yang
mungkin yaitu; garam LA dengan garam BX, garam BX dengan asam HA dan garam LA
dengan basa BOH.
Reaksi metatesis disebut juga reaksi perpindahan rangkap
menyangkut suatu larutan dan pertukaran dari kation dan anionnya. adapun
pendukung dalam rekasi metatesis adalah berupa terbentuknya endapan, gas dan
eletrolit lemah. tak hanya endapan garam bila larutan-larutan pereaksi dicampurkan
tergantung dari konsentrasi ion yang membentuk garam tersebut. Reaksi metatesis
bercirikan adanya pertukaran dari bagian molekul diantara dua reaktan. Reaksi metatesis dapat terjadi jika salah satu hasil reaksi berupa
endapan atau gas, dengan kata lain salah satu hasil reaksi memiliki kelarutan
yang rendah didalam air.
Garam LA +
garam BX à garam LX + garam BA.
Contoh
:
NaCl
+ AgNO3 à AgCl(s) + NaNO3
Reaksi
ini menghasilkan endapan berwarna putih untuk senyawa AgCl, dalam reaksi
dituliskan tanda (s) berarti solid.
Garam BX + asam
HA à Garam BA + Asam HX
FeS
+ 2 HCl à FeCl2 + H2S(g)
Hasil
reaksi berupa gas H2S yang dapat lepas keluar dari tempat berlangsungnya
reaksi.
Garam LA + basa
BOH à Garam BA + LOH.
NH4Cl
+ KOH àKCl + NH4OH
Reaksi
ini berlanjut dengan menguraikan senyawa NH4OH ,
NH4OH ⇄
H2O + NH3(g)
0 komentar:
Posting Komentar